Alfi'S Expressions

Happy to share my feelings

Hidup ini Mudah, Modalnya Hanya Syukur dan Cinta

Satu lagi buku karya Rhonda Byrne yang selesai saya baca: The Power, melengkapi buku sebelumnya: The Secret. Yang saya suka dari buku ini adalah prinsip yang menyatakan bahwa hidup ini mudah, jadi jangan dipersulit. Saya kurang suka membaca buku yang berisi pernyataan baik secara langsung maupun tidak langsung mengungkapkan bahwa hidup ini tidak mudah dan perlu perjuangan.

Menurut buku ini, seluruh isi alam semesta ini sudah dipersiapkan untuk manusia, tinggal bagaimana maunya manusia itu sendiri. Apakah dia ingin mendapatkan semuanya atau justru takut atau menolak untuk mendapatkannya.

Saya justru melihat banyak sekali prinsip-prinsip agama saya, Islam, yang diuraikan dalam buku ini dari sisi praktek bukan hanya konsep atau kajian keilmuan saja. Saya kagum terhadap orang-orang seperti Rhonda ini yang mampu menafsirkan prinsip-prinsip agama (dalam kitab suci) tentang kehidupan dengan bahasa yang lebih mudah dimengerti dan lebih menyenangkan untuk dibaca. Alih-alih mengambil sudut pandang menakut-nakuti atau mengancam, buku ini mengajak kita mengubah sudut pandang ke sisi yang lebih menyenangkan dalam menghadapi kehidupan ini.

Prinsip utamanya adalah ketika kita menginginkan sesuatu, kita harus yakin bahwa kita mampu dan layak mendapatkannya. Bukannya malah khawatir atau takut tidak bisa mencapainya. Ketika kita yakin, kita sedang membuka jalan bagi keinginan kita itu untuk datang kepada kita, tapi ketika kita khawatir, kita malah menutup jalannya.

Yakin adanya di hati, maka tolok ukurnya adalah perasaan. Kalau kita merasa yakin, tandanya perasaan kita baik, itulah yang akan terjadi, kalau kita merasa tidak mungkin, itu juga yang terjadi. Apapun keyakinan kita, itulah yang terjadi. Kehidupan kita ini, kita sendirilah sebenarnya yang merancang dan mewujudkannya, bukan orang lain, bukan pula kondisi lingkungan. Kondisi lingkungan atau orang lain hanya merupakan usulan atau rayuan agar kita mengikuti mereka, tapi kalau keyakinan kita kuat, kita bisa memilih kok untuk tidak terpengaruh pada lingkungan.

Yakin dan perasaan bersifat timbal balik. Kalau perasaan buruk, maka keyakinan turun, dan itulah yang terwujud. Perasaan baik, maka keyakinan meningkat, itulah yang terjadi. Sebaliknya, kalau keyakinan meningkat, maka perasaan jadi baik, itulah yang terjadi. Kita bisa memulai dari keyakinan dulu atau dari perasaan. Sesungguhnya, Tuhan adalah menurut sangkaan hamba-Nya dan Tuhan selalu mengabulkan do’a hamba-Nya. Do’a adalah keinginan yang diucapkan dengan lisan, maupun yang dinyatakan dalam hati, tapi intinya adalah keyakinan dalam hati. Jika hanya diucapkan tanpa keyakinan, itu bukan do’a.

Jika kita merasa buruk, artinya keyakinan kita sedang turun, maka ubahlah perasaan kita agar membaik. Carilah hal-hal menyenangkan yang bisa membuat perasaan kita membaik sehingga keyakinan meningkat, dan terwujud. Ada orang-orang yang mulai dari keyakinan, ada juga yang mulai dari perasaan. Ada orang-orang yang menguatkan keyakinannya harus melalui kerja keras. Ada juga yang tidak perlu kerja keras, tapi sangat yakin, sehingga keinginannya mudah terwujud. Silakan saja disesuaikan dengan gaya kita masing-masing.

Cara untuk membuat perasaan selalu baik ternyata mudah sekali: yaitu selalu bersyukur. Daripada selalu cemas dan khawatir terhadap kekurangan kita, jauh lebih baik kita selalu mensyukuri apa-apa yang sudah kita miliki. Cobalah untuk memulai hari setiap bangun pagi selalu berusaha bersyukur atas karunia yang sudah kita terima selama ini, dan tutup hari setiap akan tidur malam juga dengan bersyukur atas karunia yang diterima sehari itu. Prinsip ini jelas sejalan dengan agama: Jika kamu bersyukur, niscaya Aku tambah nikmat-Ku padamu (QS. 14:7).

Bahkan, dikatakan di buku itu bahwa jika do’a kita setiap hari hanya mampu mengucap syukur, itu sudah cukup.

Nah, untuk mampu bersyukur ini ternyata ada kualitas lain yang perlu dipunyai, yaitu cinta. Kita tidak akan bisa bersyukur kalau kita tidak mencintai apa-apa yang datang kepada kita, tidak mencintai yang memberikan, dan tidak mencintai alam semesta tempat semuanya terwujud. Alam semesta ini terwujud karena cinta. Kita pun lahir ke dunia ini karena cinta. Jadi, cinta adalah sebab utama terwujudnya segala sesuatu. Kalau kita mencintai sesuatu atau seseorang, kita akan dapat menerima kekurangannya, menerima apa adanya. Atau sebenarnya kita “menutup mata” terhadap kekurangannya. Dengan kata lain, kalau kita mencintai, maka kita akan mensyukuri apa yang kita miliki.

Mulailah mencintai apapun yang kita temui setiap hari. Apapun. Apakah itu orang, situasi, lingkungan alam, yang kita alami dan temui setiap hari. Kita tidak akan emosi, marah, kesal, kecewa, iri, kalau kita memandang segala sesuatu dengan cinta. Dengan cinta, kita sanggup melihat kelebihan-kelebihan (yang bisa kita syukuri) dari segala sesuatu itu. Dan hukumnya adalah: apa yang kita berikan, akan kembali dengan kualitas yang jauh lebih baik kepada kita. Kalau kita memberikan cinta, cinta akan kembali kepada kita dalam berbagai bentuk kualitas, salah satunya terwujudnya keinginan kita.

Bukankah uraian dalam buku tersebut sangat sesuai dengan prinsip-prinsip dalam agama yang sudah sangat sering kita dengar?

Jadi, tunggu apa lagi? Mari kita isi hari-hari kita dengan cinta dan syukur. Lihatlah apa yang kita dapatkan sebagai balasannya.

RSS 2.0 | Trackback | Comment


3 Responses to “Hidup ini Mudah, Modalnya Hanya Syukur dan Cinta”


  1. wew…. mangstabs bi…
    love <3 sent to all…


  2. cinta + syukur = keyakinan
    rumus yang sangat indah….
    bravo brother….
    ditunggu tulisan lainnya…salam sukses…

  3. qori

    Thanx a lot..sangat menginspirasi..

Leave a Reply

XHTML: You can use these tags: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>