Mode Senggol Bacok: Kenapa Kita Sering Panik atau Nge-Freeze Pas Lagi Stres? (3)
Serius. Lo bisa aja orang paling jenius dan paling sabar di tongkrongan. Tapi begitu lo disuruh maju dadakan buat pidato di depan orang banyak, atau pas ada motor nyalip lo sembarangan di jalan, seketika itu juga IQ lo rasanya terjun bebas.
Tiba-tiba tangan lo dingin, jantung mau copot, otak blank total, atau malah mulut lo otomatis absen nama-nama hewan di kebun binatang.
Padahal lo nggak mau marah, dan lo sebenernya hapal materinya. Tapi kenapa tubuh lo bereaksi lebay kayak gitu?
Kenalin, itu tandanya Otak Reptil lo lagi membajak kesadaran lo.

Si Satpam Paranoid
Sesuai namanya, Otak Reptil (Brainstem & Cerebellum) adalah warisan dari nenek moyang kita pas masih hidup di hutan rimba bareng predator buas.
Tugas dia cuma satu: Mastiin lo nggak mati hari ini.
Masalahnya, dia itu tipe “Satpam” yang super paranoid. Bagi dia, dunia ini tempat yang sangat berbahaya. Dia selalu scanning lingkungan 24 jam non-stop sambil nanya: “Itu bahaya nggak? Itu bakal makan gue nggak?”
Karena dia didesain buat situasi darurat, dia kerjanya cepet banget (insting), tapi nggak bisa mikir panjang.
3 Jurus Andalan: Fight, Flight, Freeze
Pas Otak Reptil nyium bahaya (bisa berupa macan, atau sekadar tatapan sinis dosen), dia bakal langsung mencet tombol alarm dan ngeluarin 3 jurus legendaris:
1. FIGHT (Lawan / Senggol Bacok)
Ini mode saat lo ngerasa bisa menang lawan ancaman itu.
- Bentuk Purba: Nonjok hewan buas.
- Bentuk Modern: Marah-marah di jalan (road rage), defensif nyolot pas dikritik, atau nulis komen julid di medsos.
- Rasanya: Darah naik ke kepala, tangan mengepal, pengen “nyerang” balik.
2. FLIGHT (Kabur)
Ini mode saat ancaman dirasa terlalu kuat, jadi mending cabut.
- Bentuk Purba: Lari dari kejaran singa.
- Bentuk Modern: Ghosting gebetan pas ada masalah, pura-pura sakit biar nggak masuk kerja, atau social anxiety (takut ketemu orang).
- Rasanya: Gelisah, pengen cepet-cepet pulang, jantung deg-degan.
3. FREEZE (Beku / Pura-pura Mati)
Ini mode terakhir kalau lawan nggak bisa, lari juga nggak keburu.
- Bentuk Purba: Pura-pura jadi patung atau mati biar nggak diliat predator.
- Bentuk Modern: Nge-blank total pas ujian, atau… Prokrastinasi.
- Rasanya: Badan lemes, otak mampet, lo cuma bisa diem scroll HP berjam-jam padahal kerjaan numpuk (ini namanya Functional Freeze).
Masalahnya: Dia Nggak Bisa Bedain Macan sama Email
Zaman dulu, bahaya itu fisik (dikejar hewan). Jadi respons jantung berdebar itu berguna buat mompa darah ke kaki biar lari kenceng.
Zaman now, bahaya kita itu psikologis: Deadline tugas, tagihan paylater, atau notifikasi “We need to talk” dari pacar.
Konyolnya, Otak Reptil lo GAK UPDATE sistem operasinya.
Dia nggak bisa bedain antara “Dikejar Macan” sama “Ditegur Bos”. Dua-duanya dianggap ancaman nyawa. Makanya pas lo mau presentasi (yang sebenernya nggak mematikan), Otak Reptil lo bereaksi lebay: bikin tangan keringetan dan perut mulas, seolah-olah lo mau perang fisik.
Jadi, Harus Gimana?
Kabar baiknya: Dia nggak jahat. Dia cuma overprotective.
Saat lo ngerasa panik atau marah meledak-ledak, sadari kalau Si Reptil lagi “piket”. Jangan dilawan pake logika (karena percuma, dia nggak ngerti bahasa manusia), tapi tenangkan secara fisik.
Tarik napas panjang. Oksigen itu kode rahasia buat bilang ke Otak Reptil: “Tenang bro, nggak ada macan kok. Kita aman.”
Nah, sekarang lo udah kenal sama Si Reptil yang bikin panik, dan Si Mamalia yang bikin baper. Pertanyaannya, gimana caranya biar dua “hewan” liar ini bisa akur sama logika kita?
Di seri selanjutnya, kita bakal bahas drama terbesar abad ini: Gajah (Emosi) vs Penunggangnya (Logika). Kenapa niat diet selalu kalah sama martabak?
See you next post!
