Tanjung Piai, Malaysia – TSJA Hari Keenambelas
Persiapan dan Perjalanan
Persiapan diawali dengan makan subuh dengan menu: ayam kuah kecap, telur asin, telur mata sapi. Upacara pemberangkatan dihadiri wakil pegawai belia En. Sidik b. Muh. Said. Rencananya kami dilepas dengan bunyi terompet kaleng, tapi macet. Entahlah, mungkin tidak dicoba dulu oleh panitia. Akhirnya kami dilepas dengan lambaian tangan saja jam 05:49.
Yang saya heran, koq pagi ini tidak terlihat polisi pengawal satu pun. Ternyata benar juga, yang pertama kami berputar-putar mengelilingi pertokoan dan kembali ke Muar Traders hotel, baru kemudian mengambil arah ke timur. Setelah berjalan sekira setengah jam, baru sadar kalau rute yang kami ambil salah, rutenya memang menuju Tanjung Piai juga tapi jaraknya lebih jauh, sedangkan rute sebenarnya saja jaraknya sekitar 161 km.
Kami berputar balik ke arah selatan. Lumayan juga sekitar 18 km berbalik arah. Rupanya karena hari masih gelap, dan cukup banyak simpang di Muar ini, simpang yang menuju Tanjung Piai tidak tampak.
Perjalanan cukup panas dan membuat mengantuk karena jalan datar dan mulus. Setelah 4 kali beristirahat, jam 16:48 sampailah kami di Tanjung Piai, mukim Serkat, negeri Johor. Tempat ini diklaim sebagai titik paling selatan benua Asia. The Southernmost Tip of Mainland Asia. Rasa lelah dan letih selama perjalanan 16 hari musnah sudah berganti kegembiraan bahwa kami sukses mencapai target perjalanan hampir 2.200 km.
Recording Etape XVI:
Kami disambut oleh Penolong Pegawai Daerah Pontian En. Hafiz b. Aliman. Pegawai Daerah, En. Hj. Mislan b. Kamani tidak dapat hadir. Kemudian, kami disambut pula oleh Pengurus Taman Negara (manajer) Tanjung Piai, Encik Anne Majanil.
Aturcara penyambutan:
1. Menyanyikan lagu “Negaraku”
2. Ucapan ketua jelajah, Abdul Halim
3. Alu-aluan Penolong Pegawai Daerah Pontian En. Hafiz b. Aliman. Di Johor ada 10 daerah, kita ada di Pontian; di Pontian ada 8 mukim, kita di Serkat. Salah satu tempat pelancongannya adalah Taman Negara Tanjung Piai ini.
4. Penyampaian cinderahati dari ketua jelajah kepada En. Hafiz b. Aliman dan Cik Anne Majanil.
5. Penanaman pohon pongpong (cerbera odollam gaertn) sebanyak 5 batang.
6. Berfoto bersama
Tanjung Piai ini dinamakan berdasarkan tumbuhan paku Piai (acrostichum aureum) yang banyak tumbuh di daerah ini. Letaknya 01o16’ LU dan 10o30’46” BT. Sebagai tandanya dibangun Mercu Tanda Tanah Terselatan Benua Asia, dibuat tahun 2001, tinggi 20 m, lebar 10m. Masih banyak monyet yang berkeliaran bebas di sini. Kalau tidak hati-hati menyimpan makanan, pasti besok paginya sudah habis disikat para monyet tersebut.
Selesai acara penyambutan, sebelum ke penginapan, ketua jelajah menginstruksikan untuk berkumpul dulu untuk evaluasi sekaligus penutupan jelajah ASEAN ini. Peserta perwakilan dari tiap-tiap daerah dan panitia semua berbicara mengevaluasi dan memberikan kesan-kesan perjalanan. Umumnya, semua gembira dan puas, walaupun ada sedikit kekurangan di sana-sini. Ada dua peserta yang kurang sempurna mengikuti seluruh etape: En. Mushthafa dari kelompok I dan En. Razib dari kelompok IV (ketua kelompoknya saya) karena sering tertinggal, bahkan naik truk ketika sudah tidak kuat lagi. Namun, semangat juang mereka sangat tinggi, sehingga tetap bisa ikut finish bersama-sama.
Evaluasi ketua jelajah:
1. Menu makanan tidak dikontrol panitia pusat, hanya diserahkan kepada panitia lokal, kalori kurang mencukupi untuk bersepeda
2. Tidur peserta banyak yang kurang, sehingga sering mengantuk di perjalanan
3. Semua dana yang keluar dicatat, dihitung biaya rata-rata per peserta, untuk acuan acara selanjutnya
4. Semua data dicatat sebagai pengalaman
5. Bisa dilanjutkan dengan kegiatan serupa, tentukan ketua jelajahnya. Ketua jelajah harus mampu menjadi pengambil keputusan dan mengayomi seluruh anggota, dan peserta harus mampu menaati ketua jelajah.
6. Setelah acara ini, peserta boleh pulang. Acara berakhir saat ini. Malam nanti tidak ada acara lagi.
Evaluasi dan kesan-kesan ditutup jam 18:00. Semua peserta dan panitia bersalaman dan berpelukan satu persatu. Kemudian kami menuju penginapan. Penginapan kami berada di atas laut, Tanjung Piai Resort, langsung berhadapan dengan Singapura di kejauhan.
Malamnya, kami makan dengan menu nasi semacam nasi qobuli dengan daging kambing dan ayam. Setelah itu makan daging kambing guling. Selesai ini semua, ternyata masih ada lagi, yaitu tim ASSA dari Indonesia dijamu makan durian sepuasnya. Panitia menyediakan 2 karung durian untuk dihabiskan.
Tapi, 2 karung rupanya terlalu banyak untuk kami, masih ada juga yang tidak termakan. Tidur malamnya sangat tidak nyaman bagi saya. Bukan karena tempat tidurnya. Tempat tidur cukup empuk, tapi badan rasanya panas. Ya iyalaaaah, makan daging kambing tambah durian, ditambah lagi tidur di atas laut, sudah pasti puanaaasss.
Alhamdulillah…
Saya ijin me-link blog Ustadz… trimakasih.
Salam buat Ustadz dan sahabat2 ASSA,
selamat kembali ke kampus Al-Zaytun dengan selamat. Terima kasih buat kesatuan sepanjang Tur Asean 2008 selama 16 hari.
Titip salam buat semua di kampus. Moga kita ketemu lagi
Together As One!