Alfi'S Expressions

Happy to share my feelings

Jalan-jalan di Singapura (1)

Tur sepeda keliling ASEAN 2008 berakhir tanggal 13 Agustus 2008, berarti ada dua hari lagi sebelum kembali ke Indonesia, bisa jalan-jalan dulu nih keliling Singapura.

Tim ASSA, 18 orang kembali ke Singapura pada hari Kamis, 14 Agustus, melalui pintu Imigrasi Tuas Checkpoint. Kami diantar dengan mobil oleh teman-teman tim ACT Singapura. Sebenarnya ACT Singapura ini akan membentuk organisasi baru khusus Singapura, namanya RACE, diprakarsai En. Razib. Jadi, ACT khusus untuk Malaysia saja.

Masuk Singapura cukup lancar, walaupun teman kami yang dulu juga sempat agak tertahan, Rully Muliarto, kali ini agak tertahan lagi.  Selesai dari imigrasi, kami tidak langsung ke penginapan, tapi jalan-jalan dulu.

Target pertama adalah membeli oleh-oleh peralatan sepeda untuk Syaykh al-Zaytun, berupa trunk bag belakang sepeda. Coba dicari di Treknology, 79 Upper East Coast Road, tapi mahal-mahal, gak jadi deh. Baju saya cuma kelihatan separo nih di fotonya:

Image Hosted by ImageShack.us

Karena perut sudah bernyanyi-nyanyi keroncong, kami memutuskan untuk makan sarapan+siang dahulu. Kami makan di Kampung Melayu, cari masakan Indonesia. Terasa sekali bedanya Kampung Melayu ini dengan bagian Singapura yang lain. Kampung Melayu agak kotor/jorok dan terlihat agak tidak terurus. Entah karena memang mental orang Melayu atau memang tidak mendapat perhatian dari pemerintah.

Katanya sih, ras Melayu memang agak “dipinggirkan” di Singapura ini. Jangan harap ras Melayu mencapai posisi tinggi di pemerintahan atau perusahaan lokal. Yah, mungkin karena awalnya Singapura dibentuk karena mereka dipinggirkan ras Melayu/Malaysia dulunya ya ? Auk ah gelap….

Selesai makan kami ke toko sepeda Tay Junction di 2nd Ave Junction, Bukit Timah Rd. Wah, lengkap sekali di sini. Segala jenis komponen sepeda ada dari yang murah sampe yang mahal, ready stock. Rodalink di Jakarta kalah jauh. Sayang sekali, sedang bokek nih, jadinya cuma terkagum-kagum aja.

Setelah dapat yang hendak dicari, kami menuju Mustafa Centre untuk mencari oleh-oleh. Kalau di Jakarta kayaknya sama dengan Pasaraya Sarinah. Bedanya, toko ini 24 jam. Hampir semua barang dijual di sini. Dari peniti sampai berlian, sendal jepit sampai TV plasma, baju kaos sampai karpet, dan masih banyak lagi. Ada juga money changernya di lantai 1. Pokoknya, one stop shopping center lah. Pemiliknya orang keturunan India, penjual dan penjaga tokonya juga semua keturunan India, bahkan ada yang menyebut toko ini little India.

Nih foto salah seorang teman yang mejeng di depan Mustafa Centre.

Image Hosted by ImageShack.us

Yang jadi dibeli: jepitan dasi untuk teman-teman Dewan Guru, gantungan kunci untuk teman-teman guru, pulpen+gantungan kunci untuk istri dan anak-anak, baju kaos Singapore untuk anak-anak. Yah, yang murah meriah tapi berkesan gitu loh !

Selesai belanja, bon-bon dikumpulkan untuk diambil cashback-nya. Kalau turis, pajaknya bisa dikurangi, dan dapat cashback. Lumayan buat jajan !

Dari Mustafa Centre kami belum langsung pulang, masih diajak lagi bekeliling ke Orchard Road. Katanya, kalau belum ke Orchard Road, belum ke Singapura. Sudah malam ketika kami sampai di sana. Pas ketika orang kantoran pulang kerja, jadi agak macet sedikit. Ternyata ada macet juga di Singapura, walaupuan tidak separah Jakarta.

Sepanjang perjalanan keliling Singapura, kami melihat Singapura sukses menerapkan berbagai macam peraturan sehingga kotanya menjadi teratur. Berbagai peraturan ada, kecuali satu: Aturan berpakaian ! Di sini tampaknya berpakaian tidak diatur, boleh pakai apa saja, terutama wanitanya, banyak yang sangat terbuka: pakaiannya! Yah, karena cewek-cewek berpakaian seperti itu (hampir terbuka semua) lewat di depan mata, masak mau merem kita jalannya, nanti dikira sedeng, nikmati aja deh, he he he….

Di Orchard Rd ini sedang ada bazaar hari kemerdekaan, banyak stand-stand kakilimanya. Di sini, saya sempat beli gantungan kunci model lain lagi dan tali handphone buat bini. Kalau malam begini, suasana makin bebas, banyak pasangan muda-mudi yang berpelukan bahkan berciuman di pinggir kolam di depan mall-mall. Sekali lagi, nikmati ajalah….

Image Hosted by ImageShack.us

Jam sembilan malam baru kami ke penginapan di Chalet komp Changi Airport. Di sana, En. Razib menyambut kami. Rencananya, di mau ajak kami jalan-jalan keliling SIngapura setelah kami ke penginapan, tapi ternyata guide kami membawa kami keliling dulu baru ke penginapan.

Ya sudah, besok En. Razib akan membayar hutangnya mengajak kami jalan-jalan lagi.

RSS 2.0 | Trackback | Comment


3 Responses to “Jalan-jalan di Singapura (1)”


  1. sekarang banyak dah dengar tentang kisah kejayaan anak melayu.malaysia boleh.melayu boleh


  2. Salam ziarah.. Teruskan usaha anda.. Selamat berjaya.. Good luck!!

  3. Erwin

    Assalamu’alaikum wr wb.
    Salam kenal dari saya ; Erwin, umur 52 th untuk Mas Alfi. Saya baca tentang perjalanan Anda di Singapura, maksud saya barangkali pnya teman Melayu di sana saya ingin mohon tolong untuk dikenalkan, kerana kadang-kadang saya bepergian ke sana untuk berbagai keperluan.

    Saya punya beberapa rencana yang mungkin nantinya akan melibatkan orang Melayu Singapura, tetapi bukan hal-hal yang terkait dengan masalah yang kurang baik. Mudah-mudahan Mas, bisa membantu saya, wasssalamu’alaikum wr wb.

    Erwin

Leave a Reply

XHTML: You can use these tags: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>