Alfi'S Expressions

Happy to share my feelings

Polisi Tidur Sembarangan

Maksud saya bukan polisi yang tidur sembarangan lho, tapi “polisi tidur” yang dibuat sembarangan, alias seenak orang yang merasa perlu adanya polisi tidur.

Mungkin karena merasa tidak aman karena sering kendaraan bermotor lewat dengan kecepatan tinggi, atau pernah terjadi kecelakaan di tempat itu, atau memang “sirik” dengan yang punya mobil :), makanya dibuat polisi tidur untuk memperlambat laju kendaraan-kendaraan tersebut. Hanya saja, biasanya yang membuat polisi tidur itu tidak bermusyawarah dulu dengan warga sekitar atau yang berkepentingan dengan jalan tersebut, padahal jalan itu pun bukan miliknya seorang, jalan bukan milik pribadi kan?

Apalagi pembuatan polisi tidur sering dilakukan dengan tidak memperhatikan aspek keamanan dan kenyamanan pengguna jalan. Polisi tidur dibuat tinggi-tinggi sehingga mobil-mobil yang ber-bodi pendek tersangkut bagian bawahnya. Atau, polisi tidur dibuat dalam jarak yang sangat dekat. Saya kira keberadaan polisi tidur seperti itu justru mempercepat rusak kendaraan bermotor dan bahayanya si pembuat polisi tidur sering kena sumpah serapah pengendara mobil. Hayo, mau tidak disumpahi setiap saat ?

Kadang-kadang saya berpikir, jalan sudah diperbaiki oleh pemda agar pengendara bisa lewat dengan nyaman, eh malah dibuat polisi tidur lagi yang membuat tidak nyaman lagi. Kalau begitu, lebih baik tidak usah diperbaiki saja jalan itu, biar lubang-lubangnya menjadi pengganti polisi tidur. Lebih baik mana?

Saya mengangkat tema ini karena baru-baru ini di jalan Kanayakan Dago, tempat saya tinggal sementara kalau sedang di Bandung untuk kuliah, dibuat beberapa polisi tidur yang tinggi-tinggi di tanjakan/turunan pertama kalau kita masuk dari jalan Dago. Saya heran juga siapa yang berinisiatif membuat polisi tidur tersebut, mengingat hampir semua yang tinggal di sana punya kendaraan bermotor. Apa tidak membuat kesal diri sendiri?

Bagi kendaraan yang sedang turun mungkin hanya menjadi lambat karena ada polisi tidur, tapi bagi yang sedang menanjak, rasanya dia akan kesal sekali karena harus mengerem di tanjakan lalu jalan lagi. Terlebih lagi tingginya itu membuat susah kendaraan lewat, malah menambah polusi karena kendaraan harus mengerem, ganti persneling, dan menginjak gas lagi.

Tadi pagi saya berpikir, memangnya tidak ada yang berani protes ya kepada RT/RW setempat tentang polisi tidur itu? Kalau saya warga di situ, pasti saya akan protes (bukan memprovokasi lho!) karena tidak ikut diajak musyawarah. Tapi, pulang dari kampus sore ini, saya terkejut juga ternyata polisi-polisi tidur tersebut sudah dibongkar! Saya tidak tahu siapa yang berinisiatif atau protes, tidak ada yang bisa ditanya, karena warung-warung kecil yang biasanya buka di tanjakan tersebut, ketika saya lewat tadi semua tutup.

Yah, mudah-mudahan menjadi pelajaran bagaimana mengelola jalan umum. Jalan itu dibuat untuk kenyamanan dan keamanan berkendara atau berjalan. Carilah cara lain untuk mengatur lalu lintas jalan tersebut. Betul ?

RSS 2.0 | Trackback | Comment


Leave a Reply

XHTML: You can use these tags: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>