PLPG untuk Guru-Guru Al-Zaytun
Ada satu kesimpulan yang dulu mungkin terabaikan. Dulu, saya berpikir bahwa pendidikan itu harus diutamakan daripada pembelajaran, karena pembelajaran itu hanya transfer ilmu sedangkan pendidikan adalah transfer nilai. Jadi, selama 24 jam guru harus selalu mendidik muridnya. Sekarang, menurut saya pendidikan tidak lebih penting dari pembelajaran. Keduanya bisa dilakukan sejalan.
Maksudnya?
Saya setuju dengan kalimat yang sering disampaikan orang: Think globally, act locally. Pendidikan adalah global, sedangkan lokalnya adalah pembelajaran di kelas/sekolah. Ketika kita berpikir bahwa kita harus mendidik siswa secara penuh 24 jam, kita tidak harus ada bersama siswa tersebut 24 jam, melainkan kita maksimalkan proses transfer ilmu dalam pembelajaran di kelas/sekolah sekaligus untuk transfer nilai-nilai juga.
Bisa saya katakan, kelas/sekolah adalah miniatur kehidupan siswa. Kalau kita bisa memaksimalkan proses pembelajaran siswa di sekolah dengan baik, maka seharusnya nilai-nilai yang didapat selama di kelas/sekolah itu akan menjadi acuan bagi siswa untuk berperilaku di luar kelas/sekolah karena di kelas/sekolah pun ada sasaran afektif/sikapĀ dan psikomotor/perilaku disamping yang selama ini selalu diutamakan yaitu kognitif/pemikiran. Maka, dengan bertindak lokal (pembelajaran di kelas/sekolah) secara benar dan terarah, tujuan global (pendidikan secara total) bisa dicapai.
Jadi, proses pembelajaran di kelas/sekolah tidak boleh dianggap remeh. Untuk itulah, proses pembelajaran diĀ kelas/sekolah harus selalu ditingkatkan, slaah satunya dengan PLPG ini.
Setelah beberapa kali rapat, terbentuk panitia pelaksana PLPG Al-Zaytun dengan saya dan Ust. Sarju sebagai koordinatornya. Disepakati, diklat PLPG ini dimulakan 24 Januari 2009 hingga selesai. Materi yang akan disampaikan meliputi lima kategori:
- Pengembangan Profesi Guru
- Metodologi Pembelajaran
- Pengembangan Silabus dan Rencana Pembelajaran
- Evaluasi Pembelajaran
- Karya Tulis Ilmiah dan Penelitian Tindakan Kelas
Sasaran diklat ini adalah guru-guru Al-Zaytun, terdiri dari guru-guru Madrasah Aliyah dan Tsanawiyah Al-Zaytun (guru senior), serta guru sandaran, yaitu mahasiswa Universitas Al-Zaytun yang menjadi guru Madrasah Ibtidaiyah Al-Zaytun, semua berjumlah 620 orang, sementara yang akan memberikan materi adalah guru-guru yang sudah mengikuti PLPG berjumlah 35 orang.
Dengan menyiasati berbagai kesibukan yang dilakukan guru-guru Al-Zaytun, ditetapkan setiap guru akan mendapatkan satu materi setiap pekan @ 2 jam. Guru-guru senior dibagi dalam 10 kelompok dengan rumpun bidang studi yang sama sedangkan guru sandaran 8 kelompok @30-40 orang. Guru senior mendapat jadwal jam 14.00 – 16.00 serta jam 19.30 – 21.30 hari Sabtu s.d. Khamis, sedangkan guru sandaran setiap sore jam 17.00 – 18.40, hari Senin, Rabu, Khamis, Jum’at.
Diharapkan dengan diklat PLPG ala Al-Zaytun ini, guru-guru bisa meningkatkan motivasi, wawasan kemudian kinerja mereka sehingga cita-cita pendidikan kita untuk membuat Indonesia kuat lebih cepat tercapai.
maju terus Al zaytun… membangun budaya toleransi & perdamaian.