Alfi'S Expressions

Tanggal 20 Desember 2008, pengumuman kelulusan sertifikasi guru melalui portofolio keluar juga. Dan saya termasuk yang tidak lulus euy 🙁 . Jadi, harus mengikuti diklat profesi guru yang disebut Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) di Bandung selama 9 hari dari tanggal 26 Desember 2008 s.d. 03 Januari 2009 (setahun?).

Sudah tahu ‘kan kalau mulai tahun 2007 kemarin, seluruh guru di Indonesia harus memiliki sertifikat profesi guru? Nah, untuk mendapatkannya guru-guru harus mengumpulkan berkas-berkas dokumen apa saja yang berkaitan dengan profesi keguruannya selama hidup untuk kemudian dinilai dengan standar yang ditetapkan rayon, dalam hal ini saya berada di rayon 10 yang diketuai Rektor UPI Bandung.

Waktu saya mendapat panggilan untuk mengumpulkan dokumen portofolio untuk sertifikasi dulu, memang pikiran saya sedang bercabang, karena harus mempersiapkan segala sesuatu untuk tur sepeda keliling ASEAN.

Dokumen yang harus dikumpulkan itu menggambarkan 4 kompetensi yang harus dimiliki guru yaitu:

1. Kompetensi profesional (kompetensi akademik)
2. Kompetensi pedagogis
3. Kompetensi kepribadian
4. Kompetensi sosial

NIlai minimal untuk lulus adalah 850 dari nilai maksimal 1500, tapi ada beberapa poin yang tidak boleh kosong.

Ternyata, setelah bersusah payah mengumpulkan segala jenis dokumen yang menurut saya penting dan berkaitan dengan profesi keguruan, nilainya masih di bawah 850 juga. Alhasil, tidak lulus portofolio, tapi harus mengikuti diklat dulu selama 9 hari di Bandung.

Dalam waktu yang bersamaan, ada sekitar 6 kegiatan diklat PLPG yang dilaksanakan panitia sertifikasi rayon 10 saat itu. Karena bidang profesi yang saya ajukan untuk sertifikasi adalah IPA terpadu untuk SMP/MTs, saya mendapat tempat diklat di P4TK – IPA di Jalan Diponegoro 12 Bandung, tetanggaan dengan Gasibu. Bersama saya, ada 10 orang lagi guru-guru Al-Zaytun dari tingkat MTs dan MA yang ikut diklat. Berangkat dari kampus Al-Zaytun jam 06.30 tanggal 26 Desember 2008, hari Jum’at menggunakan 2 mobil, tiba jam 10.00 di tempat diklat.

Pembukaan dilakukan jam 14.00 oleh kepala divisi IT panitia sertifikasi guru rayon 10, Bpk. Dedi Sasmita, M.Si mewakili ketua rayon 10, rektor UPI Bandung. Satu hal yang menarik adalah bahwa dalam kegiatan proses sertifikasi ini peserta tidak dipungut biaya sepeser pun, termasuk pelaksanaan diklat ini. Biaya penginapan, makan, instruktur, dll. ditanggung oleh negara. Jadi, karena sudah difasilitasi sedemikian rupa hendaknya peserta bisa ikhlas mengikuti kegiatan PLPG ini, walaupun kecewa karena tidak lulus portofolio.

PLPG yang kami ikuti ini merupakan putaran kelima, dengan peserta sejumlah 148 orang guru IPA dan Fisika dari 21 kabupaten/kota seluruh Jawa Barat di bawah binaan Depag. Dilaksanakan selama 9 hari atau 90 jam tanpa ada hari libur (walaupun saat itu melewati tahun baru hijriyah dan tahun baru masehi).

Mejeng di kelas sebelum ujian tulis.

Kegiatan PLPG ini diisi dengan kuliah dari para instruktur, latihan peerteaching, ujian tulis, dan ujian praktek. Para instruktur berasal dari UPI, Unsil, dan Ungal. Paham yang diusung adalah konstruktivisme dengan model lesson study. Hampir seluruh materi merujuk kepada dua hal tersebut. Intinya, bagaimana siswa belajar, bukan lagi pada bagaimana guru mengajar, alias student centred bukan teacher centred.

Mejeng di halaman depan P4TK sebelum acara penutupan.

Pada mulanya memang agak kecewa sih dengan keharusan ikut diklat ini, tapi setelah mengikuti PLPG 9 hari penuh, banyak juga ilmu yang didapat. Sampai-sampai kami berpikir, lebih baik ikut PLPG daripada langsung lulus portofolio. Yah, mudah-mudahan ilmu yang didapat selama diklat bisa kami terapkan di kampus Al-Zaytun.