Alfi'S Expressions

Happy to share my feelings

The Secret vs The Ultimate Secret

Sudah baca buku The Secret karangan Rhonda Byrne?

Bagaimana dengan buku Al-Qur’an The Ultimate Secret karangan Astrid Darmawan dan Muhammad Hidayat?

Setahun yang lalu, saya membeli buku The Secret dan langsung jadi buku favorit saya. Rhonda, si pengarang, berhasil mengumpulkan dan kemudian membangun tim yang terdiri dari banyak profesi untuk membuat film dan kemudian buku The Secret.

Dan memang, katanya buku tersebut membuat banyak orang gembira dan terinspirasi, seperti yang dimaksudkan Rhonda. Saya salah satunya. Walaupun sebelumnya saya sudah banyak membaca buku-buku tentang berpikir positif, tapi dengan buku The Secret inilah saya mulai bisa menerapkan dan merasakan hasilnya.

Berpikir positif (positive thinking) itu perlu, tapi lebih dahsyat lagi ber-emosi positif (positive feeling). Kalau kita merasa senang dan bahagia ketika mendapatkan sesuatu, maka kondisi sebaliknya juga berlaku, merasa senang dan bahagialah terlebih dahulu, maka kamu akan mendapatkan apa yang kamu senang/bahagiai itu. Begitu juga jika kita merasa susah dan khawatir, itu adalah pertanda bahwa hal yang dikhawatiri tersebut sedang dalam perjalanannya untuk menjadi kenyataan.

Jadi, apapun yang kita ingini akan kita dapatkan jika kita memanfaatkan hukum ini, yang sekarang terkenal dengan Law of Attraction – hukum ketertarikan, yang berlaku universal. Bahkan ketika kita tidak tahu “cara” mewujudkannya pun asal kita fokus dan beremosi yang sesuai, maka “cara”nya akan muncul. Pokoknya, kita tinggal “meminta” dengan pikiran dan perasaan yang “fokus”, sisanya serahkan kepada “alam semesta”, dia akan mengatur dirinya untuk memberikan jalan kepada hal tersebut untuk mewujud. Senangnya !

Kalau sudah begini, menurut saya, inilah kondisi surga: apapun yang kita ingini saat itu juga terwujud !

Saya jadi berpikir, surga ini kan yang jadi tujuan kitab suci diturunkan? Dengan mengikuti kitab suci, manusia bisa hidup sejahtera di dunia, dengan kata lain bisa membuat dunia jadi surga atau surga dunia. Dan Rhonda memang mengutip beberapa poin dari kitab sucinya dalam buku The Secret tersebut. Kalau di kitab suci tersebut ada petunjuk seperti itu, saya yakin di kitab suci saya, Al-Qur’an juga ada petunjuk mengenai Law of Attraction, karena memang alam semesta ini diciptakan untuk manusia. Tadinya, saya mau mencoba menulis tentang hal ini, eh ternyata sudah ada yang menulis duluan.

Bulan lalu, setelah membaca sinopsis sebuah buku baru di salah satu surat kabar, saya cari buku tersebut di toko buku: Al-Qur’an The Ultimate Secret,  kali ini karangan orang Indonesia, Astrid Darmawan dan Muhammad Hidayat. Dimensi buku dan gambar covernya pun mirip The Secret, tapi berwarna dasar biru. Pembahasannya pun hampir sama karena memang terinspirasi oleh buku The Secret.

Kalau di buku The Secret kita seolah-olah menggantungkan diri pada “alam semesta”, di buku ini kita diingatkan bahwa “alam semesta” tadi ada yang menciptakan. Maka, lebih sempurna lagi, kalau dalam mewujudkan apa yang kita ingini, kita “libatkan” Sang Pencipta di dalamnya. Kita harus menyelaraskan diri kepada Sang Pencipta dengan cara mengikuti petunjuk-Nya. Kalau sudah selaras dengan Sang Pencipta, maka makhluk-Nya pun, si “alam semesta”, akan mudah tunduk dengan kemauan kita, tapi setelah itu tetap kita harus menggunakan prinsip Law of Attraction juga.

Tapi entah kenapa, saya koq lebih “senang” membaca buku The Secret, apa karena lebih simpel, atau karena saya masih terlalu “jauh” dari mengikuti petunjuk Sang Pencipta sehingga kalau membaca buku The Ultimate Secret saya merasa dihakimi, dan ditelanjangi, bahkan ada perasaan dipersalahkan?

Kalau membaca The Secret saya merasa tenang dan senang, sedangkan The Ultimate Secret membuat saya merasa bersalah karena masih jauh dari-Nya. Entahlah.

Pada prinsipnya kedua buku itu mengajarkan hal yang mirip untuk mencapai apa yang kita inginkan:

  1. Meminta (The Secret), Berdo’a (The Ultimate Secret), kenali apa maumu kemudian mintalah. Minta kepada si “empunya” apa yang kita inginkan.
  2. Percaya (The Secret), Yakin (The Ultimate Secret), yakin bahwa semua keinginan pasti terwujud. Alam semesta ini diciptakan dengan sumber daya yang melimpah ruah cukup untuk mensejahterakan semua manusia.
  3. Menerima (The Secret), Ridha (The Ultimate Secret), rela dengan apapun yang terwujud kemudian. BERSYUKURLAH !

Kalau di The Ultimate Secret, sebelum hal di atas, ada prasyaratnya yaitu jiwa kita harus diselaraskan dulu dengan Sang Pencipta.

Kemudian, ada satu hal lagi (menurut kedua buku di atas) yang sangat mendukung terwujudnya keinginan kita: BERSEDEKAH. Dengan banyak memberi, kita mensirkulasikan energi yang nantinya akan kembali ke kita dengan lebih banyak dan berkualitas.

Nah, bagaimana? Mau mencoba?

RSS 2.0 | Trackback | Comment


4 Responses to “The Secret vs The Ultimate Secret”

  1. little struggler

    bersedekah???

  2. little struggler

    explain to me plis..

    about that statement


  3. Bersedekah = alms or donation to others who need it.
    If we did it, we circulated the cashflow.


  4. […] lagi buku karya Rhonda Byrne yang selesai saya baca: The Power, melengkapi buku sebelumnya: The Secret. Yang saya suka dari buku ini adalah prinsip yang menyatakan bahwa hidup ini mudah, jadi jangan […]

Leave a Reply

XHTML: You can use these tags: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>